stiker putih didinding

bagai stiker putih didinding..


kertas putih yang bergantung pada suatu zat,
melekat, menyatu, tak tahu dengan atau tanpa usaha..
suatu saat dimana takdir gag akan pernah diterka..
entah besok atau lusa stiker itu akan lepas dari yang ia gantungi..
entah mungkin sampai beberapa masa yang akan datang hingga stiker itu kusut,
ia tetap berada di tempat yang sama..

pada awalnya, stiker itu merekat seolah2 tak akan pernah bisa lepas,
putih.. bersih.. merekat dan menyatu dengan dinding yang ia tempeli..
berat untuk melepas,memisahkan rekatannya..
musti disobek,dibakar,atau apapun yang membutuhkan usaha keras untuk melepasnya..

tapi sekali lagi,
kabar esok gag mungkin diketahui hari ini..
mungkin panas matahari membuat daya rekatnya hilang..
mungkin hujan bisa melunturkannya jatuh menjauh dari dinding..


di lain hal,
beberapa jenis manusia kita yakin,
bahkan beberapa jenis tersebut mungkin memiliki kepribadian lebih,
lebih istimewa ataupun lebih rendah..
lebih untuk sekedar diperumpamakan sebagai sebuah stiker..
tapi di lain pandangan terdapat beberapa jenis pula yang meragukan..
berada disatu jenis dengan alasan yang mereka/kita miliki..

apa yang mreka sebut dengan lama hidup yang mreka jalani?
apa yang mreka sebut dengan indah dunia?
"hidup yang flat membuat ini membosankan,membuang buang waktu.."
"hidup yang penuh liku,dan penuh warna membuat ini indah.."
2 sifat yang dapat diartikan dalam ungkapan stiker putih..


1 jenis sifat,saat ke-putus asa-an dari rasa jenuh datang,
bagai sebuah stiker putih di dinding kita berdalih lantang..
"kami inginkan warna di dinding kami.."
"kami inginkan perubahan di keberadaan kami.."
mungkin ungkapan itu benar,
mungkin tak ada salahnya berharap,
air hujan dapat melunturkan warna dinding..
menyatukannya dgn stiker..
panas matahari memuaikan dan mengusamkan,merubah stiker..
membuat stiker berwarna,berbentuk,berubah seiring waktu..
walaupun tak slamanya indah..

di lain sifat kita berucap keras..
"bagaimana jika dinding kami tanpa warna?"
"cuma debu yang menyatu saat hujan membersihkan dinding tanpa warna?"
"cuma robekan robekan kecil saat panas mengeringkannya?"
"akankah kami tetap berwarna putih?"
"akankah kami sirna dengan hanya sdikit perubahan?"

kemudian keyakinan apa yang bisa kita perbuat?
haruskah beranggap kita cuma sekedar stiker..
stiker putih yang tak bergerak,tak berwarna..
hanyakah kita diam dan menyerah pada takdir?
hanyakah kita berharap dinding dengan warna?
hanyakah kita bergumam membantah?
bantahan cm isapan jempol yang mewakili kekecewaan,
mewakili rasa takut,jenuh,dan kebimbangan mreka..
dimana tak sedikitpun terlintas keinginan tuk berubah..
hanya sekedar berharap untuk perubahan..

kesalahan dalam pemikikiran ke2 jenis sifat tadi ialah..
kenapa menghabiskan waktu bermandikan warna dalam satu dinding?
kenapa hanya mengeluh saat dinding kita tak berwarna?

sedikit rasa yang kita anggap lalu,
pernahkan kita berharap untuk bisa berpindah?
entah dari dinding yang berwarna ataupun tidak..
entah menuju dinding yang berwarna ataupun tidak..

tahukah bahwa doa adalah harapan..
saat mreka tau doa dapat membuat hujan turun,yang melunturkan..
saat mreka tau doa dapat membuat angin berhembus kencang,yang melayangkan..
saat mreka tau doa dapat membuat terik mentari,yang mengkokohkan..
yakinkan bahwa kita bisa berpindah dengan hasil doa kita,
yakinkan bahwa kita bisa berubah dari apa yang akan kita lalui,
dari satu dinding ke dinding yang lain,
bukan berubah hanya dari apa yang kita dapati..

jika perjalanan itu telah tiba saatnya..
bukan warna di tiap dindingnya yang kita cari..
tapi jalan yang membuat stiker itu tak putih lg..
jalan dari dinding tanpa warna menuju dinding berwarna..
jalan dari dinding berwarna menuju dinding berwarna tanpa warna..
bukan biru.. bukan kuning..
bukan merah.. bukan hitam..
tapi yang pasti tak akan lagi stiker itu polos..
merasakan apa yang mereka rasakan..
terlebih merasakan apa yang tak mereka rasakan..

apa mereka masih membantah?
apa mereka memilih untuk pasrah?
masihkah mereka berharap hanya dinding mreka yang harus berwarna?
ataukah mereka berjuang untuk merubah?
yang perlu kita hormati,ditiap sifat manusia..
mreka slalu punya alasan..


suatu hal yang patut dipertanyakan..
saat tak memilih untuk berharap..
saat tak memilih untuk berdoa..
untuk apa mencari warna dalam kegelapan yang kita buat sendiri??..

********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar